26 Agustus 2012
Khutbah Idul Adha 1433 H
Hikmah peristiwa Wukuf dan Kurban
Oleh : Mukti Ali, S.Pd.I
disampaikan pada Khutbah Idul Adha 1433 H. di SMA TRIMURTI SURABAYA
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Marilah dalam kesempatan mulia ini,
di hari raya Idul Adha 1433 H, kita senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur
ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan kita kenikmatan yang sangat banyak
dan seandainya kita hitung nikmat – nikmat itu, kita tidak akan sanggup menghitungkannya.
Salah satu manifestasi rasa syukur itu yaitu dengan senantiasa menjaga kwalitas
keimanan dan ketaqwaan kita dengan selalu menjaga ibadah Sholat kita dan juga
dengan mejalankan ibadah berkurban yang diperintahkan kepada kita pada hari
Raya Idul Adha dan hari – hari tasyrik yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzul
Hijjah, sebagaimana firman Allah dalam surah Al Kautsar :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).
Kemudian, Sholawat dan salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada Nabi terakhir, Nabi kita Nabi Besar Muhammad
SAW, juga kepada keluarganya, kepada sahabat – sahabatnya, dan kepada penerus
risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai – nilai Islam dan kaum
muslimin di muka bumi ini hatta ila yawmil qiyamah.
Dialah pendidik sejati yang
menanamkan ruh iman ke dalam dada sahabat-sahabatnya, beliau tidak hanya
menjadi penyeru, beliau tak hanya pandai memberi contoh, tapi beliau juga
menjadi pemandu, beliau juga dapat dijadikan contoh oleh para sahabat dan
pengikutnya.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Takbir, tahlil dan tahmid menggema
di seluruh penjuru muka bumi ini, menyertai saudara-saudara kita yang datang
menunaikan panggilan agung ke tanah suci Mekkah guna menunaikan ibadah haji ke
baitullah, yang merupakan ibadah rukun Islam yang kelima.
Bersamaan dengan itu pula, seluruh kaum Muslimin di dunia merayakan Idul
Adha yang juga lazim disebut hari raya Qurban. Ibadah ini sejatinya merupakan
sarana untuk mengenang kisah heroik yang dipertontonkan dua anak manusia di
pentas sejarah kehidupan yang sulit ditemui padanannya. Yaitu, Kisah Nabi
Ibrahim dan putranya Nabi Ismail as. Kita semua sudah tahu rangkaian peristiwa
yang dialami oleh kedua Nabiyullah tersebut. Sejak dari keinginan Nabi Ibrahim
as. untuk memiliki anak keturunan hingga usia yang sangat senja, dan kisah
kesedihannya untuk menyembelih Ismail, putra kesayangan yang sangat
diharapkannya.Kisah luar biasa ini merupakan cerita pengorbanan paling fantastis yang pernah diabadikan oleh sejarah. Pengorbanan tanpa pamrih yang dilakukan demi bakti dan kecintaan hakiki hamba kepada Rabbnya. Berkat pengorbanan ini, Nabi Ibrahim mendapat dua kesitimewaan dari Allah dan juga ummat manusia.
Pertama, Allah mengangkatnya sebagai kekasih sehingga Nabi Ibrahim diberi gelar Khalilullah yakni kekasih Allah. Kedua, Nabi Ibrahim as. adalah Bapak para Nabi, kita tahu keturunannya banyak yang menjadi Nabi, Termasuk Nabi Isa dan Nabi kita Nabi Muhammad SAW. Untuk keistimewaan ini, Nabi Ibrahim mendapat gelar Abul Anbiya’ yakni leluhur para nabi. Dalam Al-Qur’an Surat
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْ إِبْرَاهِيْمَ
وَالَّذِينَ مَعَهُ.
“Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersamanya.” (QS Al-Mumtahanah [60]: 4)Dan di dalam bacaan sholat, kita selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim :
Allahumma Sholli alaa Muhammad ….
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Setidaknya ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari peristiwa bersejarah
ini : Pertama peristiwa wukuf di arafah sebagai ajang Instrospeksi Diri
dan jangan main hakim sendiri.Kemaren, tanggal 9 Dzulhijjah jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Arafah melakukan wukuf. Wukuf merupakan puncak penyelenggaraan ibadah haji. Dan Sah-tidaknya haji seseorang sangat ditentukan oleh hadir-tidaknya ia wukuf di Arafah. Sebab wukuf merupakan inti dari segenap rangkaian ibadah haji.
Rasulullah Muhammad SAW menyatakan:
الْحَجُّ عَرَفَةُ
“Inti Haji adalah wukuf di Arafah” (Hadits Shahih Imam An-Nasai)Walaupun seorang jama’ah haji melakukan kegiatan thawaf mengelilingi Ka’bah, sa’i bolak-balik antara Shofa dan Marwah, melontar batu di Jamarat, namun jika tidak ikut-serta wukuf di Arafah, maka orang itu tidak dianggap melakukan haji. Artinya hajinya tidak sah. Sebab inti daripada prosesi ibadah haji ialah melaksanakan wukuf di Arafah.
Uniknya, justeru kegiatan wukuf merupakan kegiatan yang paling tidak menuntut kegiatan jasmani. Tidak seperti thawaf atau sa’i atau melontar jumrah. Semua kegiatan tersebut menuntut keterlibatan jasmani yang seringkali bahkan mengandung resiko. Tatkala sedang thawaf jamaah haji sangat mungkin berdesak-desakan selama mengelilingi Ka’bah. Ketika sedang sa’i sangat mungkin seseorang mengalami keletihan. Bahkan saat di Jamarat seseorang sangat mungkin malah terkena lemparan batu jamaah haji lainnya.
Sedangkan kegiatan wukuf merupakan kegiatan dimana seorang hamba Allah dituntut untuk berdiam diri, tidak melakukan kegiatan jasmani apapun. Yang menjadi tuntutan ialah bersibuk tenggelam di dalam dzikrullah (mengingat Allah swt ) dan tafakkur (merenung, dan instrospeksi diri).
Melalui kegiatan wukuf, setiap muslim disuruh untuk “stop and think” alias berhenti sejenak untuk merenung dan instrospeksi diri “Faqqir qobla antakzima! “dan ”Look before leap!” dan Jangan biarkan diri tenggelam dalam berbagai kegiatan dan rutinitas yang tidak berguna, kegiatan yang sia – sia, apalagi kegiatan yang menimbulkan banyak kerugian, kerugian materi apalagi sampai menelan korban jiwa.
Mengapa Akhir – akhir ini tawuran, main hakim sendiri, merasa diri paling benar, anarkisme dan kekerasan fisik tumbuh subur di tengah - tengah kita? Dan ironis hal ini tidak hanya lakukan oleh masyarakat awam yang tinggal di hutan atau pedesaan tapi ini juga terjadi di perkotaan, di sekolah – sekolah, di kampus – kampus yang notabene masyarakatnya terdidik, masyarakat yang seharusnya mengedepankan akal sehat dan kemaslahatan.
Tawuran, main hakim sendiri, anarkisme dan kekerasan fisik, timbul atau lahir karena sudah tidak berfungsinya makna wukuf makna instrospeksi diri pada diri manusia sehingga perbuatannya jauh dari ajaran yang disyariatkan Agama.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Kemudian pelajaran yang kedua dari peristiwa agung ini adalah Makna PENGORBANAN Nabi Ibrahim as.
Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari raya memotong kurban binatang ternak. Setelah titel Al-khalil disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia disibukkan oleh urusan kekayaannya dan keluarganya?” Allah berfirman: “Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, tengoklah isi hatinya dan amal bhaktinya!”
Sebagai realisasi dari firmannya ini, Allah SWT mengizinkan pada para malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, kekayaan dan keluarganya dan tidak membuatnya lalai dalam taatnya kepada Allah.
Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta. Riwayat lain mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu jumlah yang menurut orang di zamannya adalah tergolong milliuner. Ketika pada suatu hari, Ibrahim ditanya oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?” maka dijawabnya: “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku. Sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”
Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘adzim mengemukakan bahwa, pernyataan Nabi Ibrahim yang akan mengorbankan anaknya jika dikehendaki oleh Allah itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu Allah menguji iman dan taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun. Anak yang elok rupawan, sehat lagi cekatan ini, supaya dikorbankan dan disembelih dengan menggunakan tangannya sendiri. Sungguh sangat mengerikan! Peristiwa spektakuler itu dinyatakan dalam Al-Qur’an:
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnay aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail
menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah
engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Aa-saffat: 102)Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah. Iblis datang menggoda sang ayah, sang anak, dan sang ibu silih berganti. Akan tetapi Nabi Ibrahim, Siti hajar dan Nabi Ismail tidak tergoyah oleh bujuk rayuan iblis yang menggoda agar membatalkan niatnya. Mereka tidak terpengaruh sedikitpun untuk mengurunkan niatnya melaksanakan perintah Allah. Ibrahim melempar iblis dengan batu, mengusirnya pergi. Dan ini kemudian menjadi salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah.
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Ketika sang ayah belum juga mengayunkan pisau dileher putranya. Ismail mengira ayahnya ragu, seraya ia melepaskan tali pengikat kaki dan tangannya, agar tidak muncul suatu kesan atau image dalam sejarah bahwa sang anak menurut untuk dibaringkan karena dipaksa ia meminta ayahnya mengayunkan pisau sambil berpaling, supaya tidak melihat wajahnya.
Nabi Ibrahim memantapkan niatnya. Nabi Ismail pasrah, sedetik setelah pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba Allah berseru dengan firmannya, menyuruh menghentikan perbuatannya. Allah telah meridloi pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110:
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ
“Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang
yang datang kemudian.”
سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ
“Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim.”
كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
“Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”Menyaksikan tragedi penyembelihan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah umat manusia itu, Malaikat Jibril kagum, seraya terlontar darinya suatu ungkapan “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Nabi Ibrahim menjawab “Laailaha illahu Allahu Akbar.” Yang kemudian dismbung oleh Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’
Allahu Akbar 3x
Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,
Itulah peristiwa agung, sebuah sejarah pengorbanan CINTA yang sebenarnya antara hamba terhadap Tuhannya, dan sebuah sejarah KETULUSAN dan KEPASRAHAN kehidupan keluarga yang berbuat hanya semata – mata karena patuh dan tunduk kepada Allah swt.
Dan dari sejarahnya itu, maka lahirlah kota Makkah dan Ka’bah sebagai kiblat umat Islam seluruh dunia, dengan air zam-zam yang tidak pernah kering, sejak ribuan tahunan yang silam, sekalipun tiap harinya dikuras berjuta liter, sebagai tonggak jasa seorang wanita yang paling sabar dan tabah yaitu Siti Hajar dan putranya Nabi Ismail.
Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini dapat membimbing hati kita, menjadi pegangan hidup kita agar sikap dan tingkah laku kita senantiasa mendapat perlindungan dan ridhoi dari Allah, sehingga negeri kita ini menjadi Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur . Amin 3x ya robbal alamin.
أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ
وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Idul FItri Bahasa Madura 2012
- Disampaikan Oleh : Mukti Ali di Masjid An-Nur Gunung Maddah Sampang
Khutbah pertama
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×)
الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا, وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً, وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ, لاَإِلهَ إِلاَّالله وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَاإِلهَ إِلاَّالله وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ المُشْرِكُوْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ وَلَوْكَرِهَ المُناَفِقُوْنَ. الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّالله لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُ: فَيَااَيُّهَا الْعَائِدُوْنَ وَالْفَائِزُوْنَ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا الله حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَاهَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ. صدق الله العظيمMaasyiral muslimiinal aaidiinal faaiziina rahimakumullah
Alhamdulillah, Nyatoreh e areh se moljeh panekah, beden kauleh sadejeh padeh mabannyak asyokkor de' ka ajunan epon gusteh Allah subhanahu wa taala, atas limpahan rahmat tor nikmat sesanget rajah enggi panikah kauleh sadejeh bisaah apol kompol e masjid An-Nur panekah ka angguy areng sareng ngalakoneh sholat Sunnat Idil Fitri minangka deddih
panutup derih pasah e bulen romadhon.
Kaum muslimin sepadeh moljeh, SaOnggunah tadek perpisahan selebbi berek monggu dek ka oreng se ngakoh takok de ka guste Allah, selaen perasaan takok tapesa sareng bulen ramadhan. Bulen sepenuh rahmat, bulen sepenuh ampunan, bulen sepenuh sareng kautamaan2 setak epanggi edelem bulen bulen laenah.
Sampek2 kanjeng nabi Muhammad edelem haditseh nyebbut agi bahwa tadek en bulen romadhon e anggeb sebagai musibah sesanget rajah se nempa dek ummat deh :
إذَا كَانَ َاخِرُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ بَكَتِ السَّمَوَاتُ وَاْلاَرْضُ وِالْمَلاَئِكَةُ مُصِيْبَةً لِاُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قِيْلَ اَيُّ مُصِيْبَةٍ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم هِيَ ذَهَابُ رَمَضَانَ فَإِنَّ الدَّعَوَاتِ فِيْهِ مُسْتَجَابَةٌ، وَالصَّدَقَاتُ مَقْبُوْلَةٌ وَالْحَسَنَاتِ مُضَاعَفَةٌ، وَاْلعَذَابَ مَدْفُوْعٌ
Alhadits aw kamaa qoola…
Gusteh kanjeng nabi Muhammad saw. Adebu : Manabih malem sedibudih bulen romadhon ampon masok, maka langek so bumih sareng malaikat padeh nangis karena musibe se etempa agi ka ummatdeh Nabi Muhammad.
Bedeh sahabat se atanyah : Aduh gusteh musibah ponapah panikah?
Adebu Gusteh Nabi Muhammad : Enggi panikah lobereh bulen romadhon, sebab ebulen romadhon sadejeh panyok onan eparengih, ekabul agi sareng Allah. Shodeqoh etaremah, amal kabegusen ekel tekel, seksaan epaelang.
Para hadirin sepadeh moljeh, manabih langgek so bumih padeh nangis Edina agih bulen romadhon napah pole bedeh kaule sengakoh ummat deh Nabi Mahammad Seharuseh kauleh sadejeh aromasah seddi, aromasah rogi karena selama bulen romadhon tak gu – onggu arebbuk sadejeh kamoljeen sebedeh edelem bulen romadhon. Apasah tak gu-onggu, taraweh tak gu onggu, tadarusan tak gu onggu.
Seharuseh beden kauleh nangis Edina agih bulen romadhon, aromangsah todus dek ka guste Allah karena selama bulen romadhon tak bisa apasah, tak bisah ajelenagi sadejeh se eparenta Allah, tak bisa ngormadih bulen se sanget moljeh panikah.
Seharuseh beden kauleh kobeter serah oneng, bulen romadhon panikah epadeddih bulen romadhon terakhir sareng Allah taala, e delem odiknah beden kauleh sadejeh? Wallahu a’lam bisshowab
Allahu akbar 3x walillahil hamd
Sidang sholat idil fitri rohimakumullah…
Salastarenah baden kaulah sadajeh ajelenagi pasah sabulen genteng edalem bulan romadhan. Ben samangken pon masok edelem bulen Syawal atabah se ekenal sareng bulen tong ngareh..
edimmah sadajah ummat Islam baek lakek atabeh binik, sadejenah padeh atakbir, atahmid ngagungaghi Allah swt.
Sadejenah kompak araya agi settung ka bungaan enggi kak dintoh Hari Raya Idul Fitri taon 1433 H sekateppaan sareng taon 2012.
Taqabbalallaahu minna wa minkum Allahumma taqabbal ya kariem, Minal aaidzin wal faaiziin wal makbuliin, kullu aamin wa antum bikhair. Mohon maaf lahir dan batin
Malar mogeh Allah naremaah pasah tor amal kabegusen se ampon kauleh sadejeh lakonen edelem bulen romadhon.
Edelem sebuah hadits Nabi Muhammad SAW adebu :
إذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالِى؛ يَامَلآئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ، وَعِبَادِيَ الَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ اِشْهَدُوْا أَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ.....
Derih ibnu masud RA. Gusteh kanjeng nabi Muhammad saw. adebu : Manabih ummat kauleh apasah sabulen romadhon ben kaloar ka angguy asholat id,
Allah ta’ala adebu :
“Wahai para malaikat sabban sabban oreng tantoh ngarep genjeren derih kalakonnah. Termasok oreng se apasah e bulen romadhon ben padeh kaloar asholat ied,
tantoh padeh ngarep genjeren dereh sengkok.
Sakseeh yeh malaikat jek sengkok la nyaporah dek dusah2 oreng jeriyeh ebektoh jiah juga.
E hadits laen Rasullullah SAW adebu :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Paseraah oreng se apasah ebulen romadhon karena Iman ben karena takok, Allah nyaporah sadejeh dusanah se eadek..
[Muttafaqun alaihi dari Abu Hurairah.]
Nekah kautamaan sebedeh edelem bulen Romadhon, sampek – sampek nabi adebu :
لو تعلم امتى ما فى رمضان لتمنوا أن تكون السنة كلها رمضان
Debunah Kanjeng Nabi Muhammad : jek sakeng tang ummat oneng kamuljeen ponapah sebedeh ebulen romadhon tantoh tang ummat padeh ngarep sopajeh setaon benteng epadeddieh romadon sadejeh…
Delem dedebuen selaen Nabi Muhammad adebu Sanajjan tak apasah setaOn genteng, bedeh amalan segenjerenah akadieh apassah sataon genteng :
Rasulullah Adebu :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Paserah oreng se apasah edelem bulen romadhon pas etorok eh enem areh e bulen syawwal, ngaOlle genjeren akadieh apasah sataon benteng…”
Parenta Pasah sebedeh e bulen romadhon ageduen TOJJUEN, enggi panekah agar beden kauleh sadejeh se apasah deddih manussah se muttaqien, manussah se onggu – onggu takok de ka Allah swt. takok delem artean alaksana agi sadejeh parentanah tor ajeu agi sadejeh larangannah.
Sebagaimana edebuagi edelem Al-Quran Surat Albaqoroh ayat 183 :
ياأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Etaramah anapah bunten pasah beden kauleh sadejeh, epanggi, etengaleh mulai areh mangken sampek dek ka bulen pasah sebekal deteng. Manabih amal kabegusen beden kauleh atamba beccek, atamba akor so beleh tatanggeh, atamba taat de ka sadejeh parentanah Allah, tambah majeu deri sadejeh se elarang gusteh Allah swt. berarti ibadah pasah bedeh kauleh termasuk bedeh haselah.
Allahu akbar 3x Walillahil hamd
Sidang sholat idil fitri rohimakumullah
Nyatoreh e akher khutbah panekah beden kauleh nyok on dek ka ajungan epon guste Allah. “Malar mogeh pasah beden kauleh sadejeh, ngajih beden kauleh sadejeh, sholat. tor taraweh beden kauleh sadejeh, Sodeqoh tor zakat beden kauleh sadejeh, tor sadejeh amal kabegusen se elakoneh e bulen romadhon etaremaah sareng Allah swt.
Sehinggah beden kauleh termasuk oreng – oreng se Muttaqien. Amin – amin ya rabbal alamien…
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
الخطبة الثانية لعيد الفطر
الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر
الله أكبر – الله أكبر – الله أكبر
الحَمْدُ لِلّهِ حَمْداً كَثِيْرًا كَماَ أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ إِرْغاَماً لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الخَلَآئِقِ وَالبَشَرِ. صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ مَصَابِيْحَ الغُرَرِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيآأَيُّهاَالحاَضِرُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَافْعَلُوْاالخَيْرَ وَاجْتَنِبُوْآ عَنِ السَّيِّآتِ. وَاعْلَمُوْآ أَنَّ الله َأَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّابِمَلَآئِكَةِ المُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. فَقاَلَ تعالى فِيْ كِتاَبِهِ الكَرِيْمِ أَعُوْذُ باِلله ِمِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَحِيْمِ. إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيْ يَآأَيُّهاَالَّذِيْنَ آمَنُوْآ صَلُّوْآ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَعَلَى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. وَارْضَ الله ُعَنَّا وَعَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الراَحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِناَتِ وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعُ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْأُمَّةَ سَيّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللَّهُمَّ اصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ. اللّهمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الدِّيْنَ. وَاجْعَلْ بَلْدَتَناَ إِنْدُوْنِيْسِيَّا هَذِهِ بَلْدَةً تَجْرِيْ فِيْهَا أَحْكاَمُكَ وَسُنَّةُ رَسُوْلِكَ ياَ حَيُّ ياَ قَيُّوْمُ. يآاِلهَناَ وَإِلهَ كُلِّ شَيْئٍ. هَذَا حَالُناَ ياَالله ُلاَيَخْفَى عَلَيْكَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنّاَ الغَلآءَ وَالبَلآءَ وَالوَبآءَ وَالفَحْشآءَ وَالمُنْكَرَ وَالبَغْيَ وَالسُّيُوفَ المُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَآئِدَ وَالِمحَنَ ماَ ظَهَرَ مِنْهَا وَماَ بَطَنَ مِنْ بَلَدِناَ هَذاَ خاَصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ المُسْلِمِيْنَ عاَمَّةً ياَ رَبَّ العَالمَيِنَ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَأَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَالمُبْتَدِعَةِ وَالرَّافِضَةَ وَالمُشْرِكِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ. وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. رَبَّناَ اغْفِرْ لَناَ وَلِإِخْوَانِناَ الَّذِيْنَ سَبَقُوْناَ بِالإِيمْاَنِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِناَ غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّناَ اِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيْمٌ. رَبَّناَ آتِناَ فِيْ الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
وَاَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Langganan:
Postingan (Atom)